“Sosok Juragan Kontrakan: Harta Tak Habis di 6 Generasi”

by -33 Views
“Sosok Juragan Kontrakan: Harta Tak Habis di 6 Generasi”

Mempunyai hunian yang layak merupakan kebutuhan pokok setiap individu, sehingga permintaan akan tempat tinggal selalu tinggi. Kesempatan ini sering dianggap sebagai peluang usaha sewa rumah atau apartemen. Memiliki beberapa properti untuk disewakan, atau dikenal sebagai juragan kontrakan, biasanya dianggap sebagai investasi yang menguntungkan. Dengan memiliki properti sewaan, seseorang bisa meraih pendapatan pasif setiap bulan atau tahun. Sejarah mencatat bahwa Raja Mangkunegara IV dari Kesultanan Mangkunegaran sebagai juragan kontrakan pertama di Indonesia.

Raja Mangkunegara IV, yang memiliki nama asli Sudira, awalnya telah sukses secara finansial melalui sistem feodalisme kerajaan. Namun, untuk menambah pendapatan Kesultanan Mangkunegaran, ia memutuskan untuk berinvestasi di bidang properti dengan menjadi juragan kontrakan. Dalam sebuah artikel yang berjudul “Melawan Kolonialisme Melalui Modernisasi”, jiwa bisnis Mangkunegara IV muncul saat ia melihat kebutuhan orang Belanda terhadap rumah kontrakan.

Pada masa kolonial, para Belanda yang datang ke Pulau Jawa umumnya hanya tinggal sementara untuk mencari nafkah. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk menyewa rumah daripada membeli. Hal ini membuka peluang bagi Mangkunegara IV untuk mendirikan rumah-rumah sewa. Dengan membeli tanah kosong dan mengubahnya menjadi perumahan modern, ia berhasil menarik penyewa mayoritas dari kalangan orang Belanda atau Indo-Belanda yang bekerja di Semarang.

Selain sebagai juragan kontrakan, Raja Jawa tersebut juga memiliki bisnis tambak ikan bandeng. Meskipun demikian, bisnis properti dan tambak ikan hanyalah usaha kecil yang dimilikinya. Bisnis utamanya adalah pabrik gula, dimana ia memiliki dua pabrik gula di Jawa yang mampu memproduksi ratusan ribu ton gula per tahun. Kekayaan Mangkunegara IV mencapai 25 juta gulden yang sebagian besar berasal dari bisnis kontrakan, dan menjadi fondasi kekayaan Kesultanan Mangkunegaran yang bertahan hingga 6 generasi.