Albert Rudolf Bosscha, seorang pemilik perkebunan teh di Priangan, Garut, dan Sukabumi, merupakan salah satu tokoh terkaya Indonesia pada masa kolonial. Meskipun tidak memiliki istri atau anak untuk mewarisi kekayaannya, Bosscha memilih untuk menggunakan harta kekayaannya untuk kepentingan tetangga dan masyarakat sekitarnya. Dia dikenal sebagai sosok dermawan yang selalu siap memberikan bantuan kepada siapa pun yang membutuhkan tanpa pamrih.
Selama hidupnya, Bosscha aktif dalam mendirikan sekolah dan universitas, serta membantu dalam pembangunan lembaga kesehatan. Dia juga turut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur dan ilmu pengetahuan, terutama di bidang astronomi. Pada tahun 1920-an, Bosscha bahkan mendirikan observatorium di Gunung Tangkuban Perahu, dengan biaya yang tidak sedikit.
Meskipun Bosscha meninggal mendadak pada tahun 1928 tanpa memiliki ahli waris, seluruh asetnya diambil alih oleh pemerintah kolonial. Namun, warisan kebaikan dan sumbangan besarannya terus dirasakan oleh tetangga dan penduduk Bandung yang telah dibantu oleh Bosscha selama hidupnya. Meskipun tidak memiliki keluarga untuk mewarisi kekayaannya, perbuatan baik Bosscha tetap dikenang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.