Boeing, pabrikan pesawat asal Amerika Serikat, mengakhiri tahun 2024 dengan berbagai kecelakaan yang mempengaruhi reputasinya. Salah satu kecelakaan melibatkan pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air yang menewaskan 179 orang akibat menabrak burung dan kegagalan fungsi roda pesawat. Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah sebelumnya terjadi insiden dengan Alaska Airlines yang melibatkan pintu Boeing 737 Max yang terlepas. Kasus tersebut juga melibatkan skandal keterlibatan Boeing dalam menipu regulator keselamatan AS terkait 737 Max, yang kemudian berujung pada pengunduran diri CEO Boeing, David Calhoun pada Agustus 2024.
Insiden kecelakaan pesawat Jeju Air dan KLM Royal Dutch Airlines dalam waktu 24 jam menciptakan kekhawatiran akan kualitas produksi Boeing. Keselamatan dan keamanan menjadi perhatian utama setelah berbagai insiden buruk yang mencoreng nama perusahaan yang telah berdiri sejak 108 tahun lalu berkat William Edward Boeing, pendiri perusahaan tersebut.
William Edward Boeing, sebelum terjun ke industri dirgantara, pernah bekerja sebagai tukang kayu yang sukses. Namun, keberhasilan di bidang kayu tidak membuatnya terlena, sehingga ia pun mencari peluang bisnis baru. Pengalaman tak terlupakan pada Januari 1910, saat ia menghadiri American Air Show dan melakukan penerbangan bersama pilot Louis Paulham, mengubah jalan hidupnya. Momen tersebut memicu tekad Boeing untuk menciptakan pesawat yang lebih baik, meskipun tanpa pengetahuan teknis yang memadai. Kolaborasi dengan pilot dan teknisi penerbangan berhasil menghasilkan pesawat sederhana Model C dan mendirikan Pacific Aero Products Co, yang kemudian dikenal sebagai Boeing Airplane Co.
Perjalanan Boeing terus berkembang dengan inovasi pesawat militer dan komersial, hingga munculnya seri 737 pada tahun 1967 yang menjadi poin balik bagi perusahaan. Seri 737 berhasil menjadi pesawat paling laris di dunia pada dekade 1980-an, mengangkat nama Boeing sebagai salah satu pabrikan pesawat terbesar. Meskipun kesuksesan itu tidak bisa dirasakan oleh William Edward Boeing yang telah meninggal pada 1956, namun visinya dalam merintis industri dirgantara dari seorang tukang kayu telah menjadi kenyataan. Meski Boeing kini harus bersaing dengan Airbus, namun sejarah panjangnya dalam industri penerbangan tetap menjadi bagian dari kejayaan perusahaan.