Fariz RM, nama panggilan untuk Fariz Rustam Munaf, kembali bersama dengan hukum setelah penangkapannya oleh Polres Metro Jakarta Selatan karena terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Alasannya, baik polisi maupun Fariz sendiri menyatakan adanya tekanan keluarga serta popularitas dunia hiburan sebagai pemicu penggunaan narkoba. Ini tidaklah baru bagi Fariz, yang sebelumnya telah terlibat dalam tiga kasus serupa pada tahun 2008, 2014, dan 2018.
Sebagai seorang musisi legendaris, Fariz RM lahir di Jakarta pada 5 Januari 1959. Dibesarkan dalam keluarga dengan latar belakang musikal yang kuat, ayahnya seorang penyanyi di Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta dan ibunya seorang pelatih piano. Dengan garis keturunan campuran antara Belanda, Betawi, dan Minangkabau, Fariz mengembangkan bakat musiknya sejak dini dengan bimbingan dari orang tuanya dan tokoh musik ternama. Kemampuannya dalam bermain gitar dan keyboard sudah terlihat sejak usia muda.
Saat menekuni karir musiknya, Fariz RM pernah bergabung dengan beberapa grup musik seperti “Young Gipsy” dan “Transs”, yang kemudian menjadi pelopor dalam genre fusion jazz di Indonesia. Kesuksesan besar Fariz tercapai pada tahun 1980 dengan rilis album “Sakura” yang menerima sambutan hangat dari publik. Lagu-lagu ikoniknya seperti “Barcelona”, “Panggung Perak”, dan “Nada Kasih” tetap populer hingga saat ini.
Meskipun karir musiknya gemilang dengan puluhan karya dan kolaborasi, Fariz RM tidak luput dari kontroversi terkait kasus narkoba yang beberapa kali mencoreng reputasinya. Namun demikian, Fariz tetap mampu kembali ke panggung musik setelah berhenti selama 10 tahun. Konser “Pagelaran Zaman Emas Fariz RM” pada tahun 2003 menjadi bukti kepopulerannya yang tetap bertahan. Dengan sejarah panjang dalam dunia musik, Fariz RM tetap menjadi salah satu musisi legendaris Indonesia yang patut diapresiasi.