Rebutan Surga: Ancaman Kiamat & Perang Nuklir di 2 Negara

by -19 Views

Penembakan massal terhadap 26 wisatawan di wilayah Kashmir, India, pada Rabu (23/4/2025) oleh kelompok bersenjata yang menamakan diri “Perlawanan Kashmir” kembali memicu ketegangan antara India dan Pakistan. Pemerintah India menuding Perlawanan Kashmir sebagai organisasi militan berbasis di Pakistan, serupa dengan kelompok-kelompok lain seperti Lashkar-e-Taiba dan Hizbul Mujahideen. Di sisi lain, Pakistan membantah tuduhan tersebut. Islamabad menegaskan bahwa dukungannya terhadap Kashmir hanya bersifat moral, politik, dan diplomatik.

Ketegangan ini semakin memperpanjang daftar konflik di kawasan tersebut. Sejak lama, Kashmir memang menjadi sumber utama perselisihan antara India dan Pakistan. Wilayah seluas 42 ribu Km2 ini terletak di ujung barat Pegunungan Himalaya dan dikelilingi oleh sungai-sungai yang mengalir ke China, India, dan Pakistan. Karena sumber daya airnya yang melimpah, Kashmir dijuluki sebagai “lokasi surga” karena tanahnya sangat subur.

Sejarawan Alastair Lamb menjelaskan dalam bukunya bahwa Kashmir dulu dikuasai oleh Kerajaan Kashmir yang kemudian bersatu dengan India pada tahun 1947. Namun, mayoritas warga Kashmir beragama Muslim yang ingin bergabung dengan Pakistan sehingga terjadi konflik. India dan Pakistan saling berebut wilayah Kashmir karena potensi ekonominya yang besar, terutama dalam hal sumber daya air dan pertanian.

Kashmir menjadi pusat perhatian karena potensi ekonominya yang besar, terutama dalam hal sumber daya air yang dapat digunakan untuk irigasi, pertanian, dan pembangkit listrik. Selain itu, Kashmir juga dikenal akan produksi Saffron yang berkualitas tinggi. Namun, permasalahan semakin kompleks karena kedua negara memiliki senjata nuklir, sehingga konflik antara India dan Pakistan di Kashmir menjadi sangat mematikan dan meningkatkan ketegangan dunia terkait kemungkinan perang nuklir.

Source link