Kisah Sultan Yogyakarta: Marah Besar oleh Tukang Beras

by -21 Views

Sri Sultan Hamengkubuwono IX, penguasa Yogyakarta dan salah satu individu terkaya di Indonesia, terkenal akan gaya hidup sederhana yang ia pilih. Pernah suatu saat, beliau bahkan bekerja sebagai supir truk pengangkut beras, dimana beliau dikritik saat bekerja. Sebuah kisah menarik terjadi ketika Sri Sultan mengendarai truk Land Rover dari pedesaan ke pusat kota dan berhenti oleh seorang perempuan penjual beras yang tidak mengenalinya. Perempuan tersebut meminta bantuannya untuk mengangkut beras ke pasar kota, yang langsung direspon baik oleh Sri Sultan. Meskipun perempuan tersebut ingin memberikan upah atas bantuannya, Sri Sultan menolaknya. Namun, perempuan itu tersinggung dan memarahinya karena berpikir bahwa penolakan tersebut disebabkan oleh anggapan bahwa sang supir sombong tak memerlukan uang. Kejadian tersebut berujung pada perempuan tersebut pingsan dan dibawa ke rumah sakit setelah mendengar siapa sebenarnya supir tersebut. Sri Sultan kemudian menjenguk perempuan tersebut di rumah sakit, menunjukkan sifat kepeduliannya.

Selain kisah truk beras tersebut, dalam kisah “Takhta untuk Rakyat: Celah-Celah Kehidupan Sultan Hamengkubuwono IX” terdapat cerita lain tentang kesederhanaan Sri Sultan. Pada tahun 1946, beliau memilih membeli es gerobak di pinggir jalan Stasiun Klender untuk menghilangkan kepanasan daripada pergi ke restoran yang lebih mewah. Hal tersebut menjadi contoh lain dari kesederhanaan dan kedekatan Sultan dengan rakyatnya. Sri Sultan memperlihatkan bahwa meskipun memiliki kekayaan dan kekuasaan, ia tetap memilih hidup dengan sederhana dan menunjukkan dukungan serta kepeduliannya pada masyarakat sekitarnya.

Source link