Jemaah haji dari Indonesia selalu dinantikan kedatangannya setelah beribadah di Tanah Suci. Namun, sejarah mencatat masa kelam ketika ada jemaah haji Indonesia terlantar karena ulah travel nakal. Pada tahun 1890-an, Johannes Gregorius Mariannus Herklots, seorang pria asal Indramayu, mulai menonjol di kalangan peziarah haji asal Hindia Belanda. Awalnya bekerja di Travel Knowles & Co, dia kemudian menjadi kepala cabang di Makkah. Namun, dengan memanfaatkan kepercayaan yang diberikan padanya, Herklots menjalankan bisnis gelap dengan meminta uang dari jemaah haji.
Meskipun aksi curangnya terendus dan dia ditegur oleh otoritas Arab, Herklots kembali melakukan penipuan. Dia bahkan mendirikan biro perjalanannya sendiri, Travel Herklots, dengan modus yang sama untuk mengumpulkan dana dari jemaah haji dan investor. Proses pemulangan jemaah haji menjadi kacau karena Herklots hanya mencarter satu kapal yang tidak mampu menampung semua jemaah. Ribuan jemaah terlantar di Jeddah, menunggu waktu pulang yang berbulan-bulan. Mereka harus tinggal dalam kondisi kekurangan dan ketidaknyamanan.
Pemerintah kolonial Hindia Belanda akhirnya turun tangan untuk menangani kondisi para jemaah haji. Herklots akhirnya diadili dan dibebaskan, namun reputasinya hancur dan bisnis travel hajinya berakhir terjal. Dampaknya membuatnya merugi dan mendapat tekanan dari pemerintah. Herklots pun memutuskan untuk mengasingkan diri dari dunia bisnis. Itulah kisah kelam dari perjalanan jemaah haji Indonesia yang terlantar karena ulah travel nakal di Gurun Arab.