Dunia tengah di ambang krisis minyak setelah Iran mengancam menutup Selat Hormuz yang merupakan jalur perdagangan minyak global sebagai respons terhadap serangan yang diluncurkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap tiga lokasi yang disebut sebagai fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025). Ancaman krisis minyak dari Iran bukanlah hal baru, mengingat sejarah keterlibatan AS dalam skenario kudeta terhadap Perdana Menteri Iran, Mohammad Mossadegh, pada tahun 1953. Mossadegh terpilih sebagai Perdana Menteri Iran pada 1951 dengan visi nasionalisasi industri minyak yang mengancam kepentingan Barat, terutama AS dan Inggris. Nasionalisasi minyak Iran yang digulirkan Mossadegh memicu kepanikan di Barat karena Iran merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia pada saat itu. Keterlibatan CIA dan MI6 dalam operasi bernama Ajax pada 1953 berhasil menggulingkan Mossadegh dengan skenario untuk menghasut amarah rakyat dan menciptakan ketidakstabilan politik hingga akhirnya membawa Iran kembali ke dalam kerja sama dengan Inggris dalam sektor minyak, mengakhiri upaya nasionalisasi Mossadegh demi kesejahteraan rakyat Iran. Mossadegh pun dijatuhi hukuman penjara dan hidup dalam keterpurukan hingga wafat pada 1967. Keterlibatan Barat dalam kudeta di Iran tahun 1953 baru diungkap secara resmi oleh Pentagon pada 2019, memberikan perspektif baru terhadap sejarah politik di Timur Tengah.
Rencana Kudeta di Iran: Ancaman Kiamat Minyak觧 Segera Terjadi
