Jacobus Hubertus Menten adalah seorang insinyur di dinas pertambangan Belanda. Ketika sedang melakukan penjelajahan di Kalimantan, dia secara tidak sengaja menemukan sumber minyak baru yang berasal dari batu yang tidak disengaja ditemukannya. Sumber minyak tersebut tidak hanya berhasil mengubah kehidupan Menten, tetapi juga mengubah sejarah Kalimantan.
Menten merupakan seorang insinyur tambang lulusan Politeknik Delft, Belanda. Dia bekerja di Departemen Pertambangan Hindia Belanda dan pernah ditugaskan ke berbagai daerah, termasuk Bangka, Bogor, dan Kalimantan. Namun, tugasnya di Kalimantan adalah yang mengubah jalan hidupnya.
Pada tahun 1882, Menten ditugaskan untuk mencari batu bara di sekitar Sungai Mahakam. Dia berhasil menemukan batu bara dan menjalin hubungan baik dengan Sultan Kutai, Aji Muhammad Sulaiman. Berkat hubungan baik ini, ia diberi hak konsesi untuk mengeksploitasi batu bara di wilayah tersebut.
Setelah memutuskan untuk pensiun dini dari Dinas Pertambangan, Menten bekerja sama dengan Steenkolen Maatschappij Oost Borneo (SMOB) untuk mencari lokasi penambangan batu bara. Saat sedang melakukan penjelajahan, ia secara tidak sengaja menemukan rembesan cairan dari batuan yang ternyata bukan air, melainkan minyak bumi.
Menten meminta izin konsesi untuk mengeksploitasi minyak bumi di wilayah Kutai, dan setelah mendapat izin, ia bekerja sama dengan Shell Transport and Trading Ltd. untuk melakukan pengeboran minyak. Hasilnya sesuai prediksi Menten, dan penemuan minyak tersebut membuatnya menjadi kaya raya dan Sultan Kutai serta perusahaannya juga menjadi kaya.
Penemuan minyak ini juga mengakibatkan migrasi penduduk yang mencari pekerjaan di Kalimantan. Dua kota baru, Kutai Kartanegara dan Balikpapan, pun berkembang di sekitar sumur sumur minyak tersebut. Sekarang, dua kota tersebut akan menjadi ibu kota baru Indonesia.
Sumur minyak tersebut saat ini dikelola oleh PT Pertamina EP Asset 5, unit usaha PT Pertamina (Persero), dan dikenal dengan nama Lapangan Sangasanga.
