Jakarta, CNBC Indonesia – Kisah Sam Dogen menjadi contoh. Bahwa, pendapatan pasif dapat membuat seseorang pensiun dini lebih cepat.
Bayangkan, ketika orang seusianya sedang giat bekerja, Dogen malah mantap pensiun dini di usia 32 tahun. Ini setelah memiliki pendapatan pasif sebesar US$ 80.000 atau Rp 1,2 M.
Keputusan pensiun pun kini sama sekali tidak disesali. Karena pendapatan pasifnya kini sudah melonjak menjadi US$ 380.000 atau Rp 5,9 miliar per tahun.
Meski sudah jadi pengangguran sukses, Sam Dogen bercerita kepada CNBC Make It bahwa hasil yang diperolehnya merupakan perjalanan panjang selama 12 tahun. Bagi Dogen, untuk bisa memiliki pendapatan pasif sebesar itu, seseorang harus melakukan dua hal berikut.
1. Investasi Obligasi
Kata Dogen, obligasi menjadi salah satu investasi paling aman. Karena diterbitkan dan didukung oleh pemerintah, yang sejauh ini tidak pernah gagal membayar utang. Obligasi juga memberi keuntungan besar, sekalipun terjadi kenaikan suku bunga dalam jangka pendek. Sebagai ujicoba, seseorang bisa membeli obligasi dengan jangka waktu 1 tahun dengan return sekitar 5%. “Anda dapat membeli obligasi seharga $1.000 besok dengan jaminan 5%, dan Anda tidak perlu membayar pajak pendapatan negara,” ujar penulis buku Buy This, Not That tersebut.
Selain obligasi, Dogen juga menyarankan masyarakat untuk berinvestasi di saham. Dia bercerita soal kepemilikan saham di S&P 500 yang bisa menghasilkan return 1,5%. Namun, pria kelahiran 1980 ini juga memberi catatan bahwa jangan asal pilih saham yang return-nya besar. Tetapi, pilih juga yang bisa memberikan dividen setidaknya selama 25 tahun berturut-turut. “Perusahaan besar, seperti McDonald’s memiliki arus kas bagus dan sering membagikan dividen dalam jumlah besar,” sarannya.
2. Investasi Properti
Dogen mengamini bahwa investasi di sektor properti memang butuh waktu dan usaha. Akan tetapi, properti bisa memberi keuntungan yang menambah pendapatan pasif per tahunnya. “Saya menyarankan semua orang memiliki properti dengan memiliki tempat tinggal utama Anda, terutama jika Anda tahu di mana Anda ingin tinggal setidaknya selama lima tahun,” kata Dogen.
Selain itu, investasi properti juga bisa membuat seseorang lebih hemat karena tidak perlu mengeluarkan uang lagi, misalnya, untuk menyewa rumah. Jika seseorang membeli properti, maka pengeluaran akan berkurang dan bisa dialihkan untuk investasi sektor lain. “Setelah Anda punya properti, hidup jadi sedikit lebih mudah,” ungkapnya.
Berkat dua cara itu, Dogen mengaku dia kini bisa memiliki pendapatan pasif Rp 5,9 miliar per tahun. Namun, Dogen juga mengingatkan bahwa ada masanya keputusan pensiun membuatnya mumet. Jadi, semuanya butuh proses dan waktu.