Jakarta, CNBC Indonesia – Menuju satu bulan, pertempuran antara Israel dan Hamas terus memanas dan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Situasi semakin memburuk dan korban terus bertambah, tidak hanya dari pihak militan tetapi juga dari rakyat biasa yang tidak bersalah.
Pertempuran ini menambah daftar panjang konflik di wilayah Palestina sejak tahun 1948. Rakyat sipil Palestina adalah yang paling terdampak. Hak hidup mereka terus tergerus akibat tindakan represif pemerintah Israel.
Sebenarnya, sejak mereka tinggal di sana dan sebelum pendiri negara Israel, David ben-Gurion, memproklamirkan Israel pada tahun 1948, banyak analisis memprediksi bahwa rakyat Palestina akan sejahtera dan makmur. Pasalnya, mereka tinggal di atas ‘harta karun’ alam yang luar biasa.
Seorang ahli geologi bernama A. Bonne telah menerbitkan riset “Natural Resources of Palestine” pada tahun 1938. Dalam riset itu, Bonne menyebutkan bahwa ada dua sumber daya alam potensial di wilayah Palestina.
Pertama, sumber daya air. Di Timur Tengah, air adalah sumber kehidupan yang sangat berharga. Dalam kasus Arab Saudi, misalnya, air telah memainkan peran penting dalam sejarah negara tersebut. Kesulitan mendapatkan air menyebabkan ketidakstabilan politik dan ekonomi di Arab Saudi.
Palestina, di sisi lain, diberkahi dengan sumber air berlimpah. Menurut Bonne, air dapat ditemukan dengan mudah di Palestina. Sungai-sungai di sana jarang mengalami kekeringan karena siklus musim panas dan hujan yang cocok bergantian. Hal ini memungkinkan sektor pertanian dan perkebunan Palestina berkembang pesat. Selain itu, Palestina juga memanfaatkan air Sungai Yordan untuk mendapatkan energi listrik.
Kedua, sumber daya mineral. Palestina memiliki kekayaan mineral seperti kapur, basal, tembaga, mangan, dan aspal. Palestina juga memiliki potensi besar dalam sumber daya minyak bumi. Namun, sayangnya, Palestina tidak dapat mengelola sumber daya alam ini dengan baik karena tindakan Israel.
Sejak Israel menduduki Palestina, warga Palestina kehilangan kendali atas sumber daya alam, terutama air. Penyitaan ini melanggar hukum internasional yang melarang pengambilalihan sumber daya alam dari wilayah lain demi keuntungan pribadi.
Israel juga mengontrol sumber daya mineral di Palestina dan menggunakan bisnis air untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Semua harta karun alam ini tidak lagi dikuasai oleh warga Palestina.
Pada penemuan baru-baru ini, Israel berhasil mengisolasi total wilayah Gaza dengan memutus pasokan logistik dan air. Konflik ini terus berlanjut dan menjadi senjata andalan Israel.
Dengan segala potensi alam yang dimiliki Palestina, seharusnya mereka dapat mencapai kesejahteraan. Namun, karena tindakan Israel yang melanggar hukum internasional, rakyat Palestina terus menderita.