Mengapa Tuyul Tidak Mengambil Uang di Bank? Inilah Alasannya

by -68 Views
Mengapa Tuyul Tidak Mengambil Uang di Bank? Inilah Alasannya

Tuyul adalah salah satu makhluk halus yang paling populer di Indonesia. Dalam film dan sinetron, makhluk ini sering di gambarkan sebagai anak kecil berkepala botak yang suka mencuri uang. Uang-uang yang dicuri ini kemudian diberikan kepada tuan untuk melakukan ritual pesugihan.

Namun, mengapa tuyul hanya mencuri di rumah-rumah warga? Mengapa tuyul tidak sekalian mencuri uang di bank yang pastinya jumlahnya lebih banyak? Lalu, mengapa tuyul tidak mencuri saldo e-money Anda? Apakah karena tuyul tidak paham teknologi?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut biasanya dibahas di berbagai forum internet. Ada yang mengatakan tuyul takut kepada logam yang merupakan bahan utama pembuatan brankas bank. Ada juga yang menyebut bank memelihara makhluk halus lain untuk menjaga uang-uangnya.

Semua jawaban itu terdengar seperti mitos. Tuyul sendiri lahir dari cerita rakyat. ‘Kelahiran’ tuyul diduga terjadi bersamaan dengan perubahan sosial-ekonomi besar-besaran masyarakat Indonesia pada 1870.

Ketika pemerintah kolonial Belanda menerapkan kebijakan liberalisasi ekonomi di Indonesia, sistem ekonomi liberal ini juga melahirkan rezim kolonial baru. Perkebunan rakyat diambil alih untuk diubah menjadi perkebunan besar dan pabrik gula. Kehidupan petani kecil di Jawa semakin terpuruk karena mereka tidak memiliki lahan untuk ditanami.

Dengan munculnya kelas sosial baru, yaitu kaum pedagang, terjadi kesenjangan ekonomi di masyarakat. Para petani tidak memahami konsep penumpukan kekayaan yang dilakukan oleh pedagang. Perbedaan konsep bekerja inilah yang membuat para petani bertanya-tanya mengenai asal-usul kekayaan para pedagang.

Fenomena sosial-ekonomi ini kemudian bercampur dengan tradisi masyarakat yang kental dengan pandangan mistik. Ketika para petani kesulitan mencari jawaban tentang asal-usul harta orang-orang kaya tersebut, terpilihlah jawaban bahwa mereka bekerja sama dengan makhluk halus untuk mengumpulkan harta. Tuyul menjadi salah satu makhluk halus yang ‘diproduksi’ untuk memberikan jawaban, sekaligus kritik dari kaum miskin terhadap kesenjangan ekonomi yang terjadi.

Kepercayaan terhadap keberadaan tuyul tidak hanya berdampak pada hubungan sosial, tetapi juga pada transaksi barang di antara golongan orang kaya. Mereka cenderung menghindari pembelian aset berupa tanah atau rumah, karena takut diketahui dan dituduh memelihara tuyul. Para orang kaya jaman itu, cenderung menyembunyikan kekayaannya dengan membeli barang berharga yang berukuran kecil, seperti emas.

Tuyul berhasil menjaga eksistensinya karena masih dipercaya oleh sebagian masyarakat Indonesia hingga sekarang. Dari mitos tuyul, apakah kebiasaan orang-orang kaya Indonesia untuk ‘menyembunyikan’ hartanya juga masih bertahan?