Strategi Pemasaran Penjual Minuman Beralkohol: Kisah di Balik Penawaran Makan Siang Gratis

by -158 Views
Strategi Pemasaran Penjual Minuman Beralkohol: Kisah di Balik Penawaran Makan Siang Gratis

Program makan siang gratis menjadi topik yang banyak dibahas. Terutama setelah calon presiden Prabowo Subianto menjadikannya sebagai program strategis.

Secara historis, program makan siang gratis pertama kali berasal dari Amerika Serikat. Namun, program ini bukanlah inisiatif pemerintah, melainkan berasal dari pihak swasta.

Pencetusnya adalah tempat bar atau klub minuman beralkohol. Joseph Chesterfield Mackin adalah orang yang pertama kali mencetuskan ide makan siang gratis tersebut pada 1871. Ia ingin menawarkan makan siang gratis sebagai promo untuk penjualan minuman keras di barnya, yang sebelumnya tidak pernah menguntungkan.

Menurut buku The Saloon: Public Drinking in Chicago and Boston, 1880-1920 (1983), Mackin memberi makan siang gratis, seperti tiram panas, kepada setiap pengunjung yang membeli satu minuman keras. Ternyata, cara ini meningkatkan penjualan minuman keras sehingga membawa keuntungan. Kemudian, cara ini diadopsi oleh banyak bar lainnya.

Seiring berjalannya waktu, program makan siang gratis ini kemudian diadopsi di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Program ini terbukti memiliki dampak positif, termasuk pada pertumbuhan anak-anak.

Pemerintah AS kemudian mewajibkan program makan siang gratis di sekolah-sekolah pada tahun 1941. Program ini terbukti efektif dan akhirnya disahkan lebih lanjut di bawah National School Lunch Act 1946.

Meskipun program makan siang gratis ini terus berlanjut, terdapat polemik terkait dengan perubahan mutu gizi, dampak obesitas, dan keterbatasan anggaran. Sebenarnya, program makan siang gratis pertama kali muncul di Eropa pada akhir abad ke-19, di Inggris dan Jerman.