Perkawinan Raja Inggris yang Membuat Kiamat Bumi Semakin Dekat

by -73 Views
Perkawinan Raja Inggris yang Membuat Kiamat Bumi Semakin Dekat

Jakarta, CNBC Indonesia – Bagaimana jika pernikahan justru menjadi awal petaka yang meresahkan orang di seluruh dunia hingga mempercepat “kiamat” bumi? Itulah yang terjadi pada pernikahan Raja Inggris, Henry VIII, 491 tahun yang lalu.

Kisah dimulai pada tahun 1533 ketika Raja Henry VIII ingin menceraikan istri pertamanya, Catherine, untuk menikah lagi. Namun, keinginannya gagal terwujud karena Gereja Inggris yang masih berafiliasi dengan Gereja Katolik Roma melarang perceraian di kalangan umat.

Namun, Raja Henry VIII tidak putus asa. Alih-alih tunduk pada agama, ia memutuskan untuk memisahkan Gereja Inggris dari Gereja Katolik Roma. Dengan demikian, ia berhasil bercerai dan menikah lagi. Namun, cerita tersebut tidak berakhir di situ.

Setelah itu, ia juga memutuskan untuk menyita tanah gereja yang kaya batu bara di Utara Inggris. Tanah tersebut kemudian diberikan kepada bangsawan kerajaan untuk dikembangkan melalui mekanisme bisnis agar mereka bisa mendapatkan keuntungan. Di sinilah bencana dimulai.

Pada masa itu, batu bara belum dianggap sebagai sumber energi yang penting. Menurut Barbara Fresse dalam bukunya “Coal: A Human History” (2003), masyarakat Inggris masih menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi utama dan batu bara hanya digunakan dalam skala kecil serta belum dikembangkan secara bisnis.

Namun, setelah Raja Henry VIII menikah dan mengeluarkan keputusan tersebut, penggunaan batu bara mulai meningkat. Bangsawan Inggris yang memiliki kekayaan mulai serius mengembangkan bisnis batu bara untuk mendapatkan keuntungan besar dari sektor energi yang baru tersebut.

Sejak saat itu, eksploitasi besar-besaran terhadap batu bara terjadi seiring dengan munculnya industri-industri baru. Masyarakat Inggris mulai beralih dari penggunaan kayu bakar ke batu bara yang dianggap lebih efisien, terutama karena kayu mulai langka. Transisi ini menjadi sangat penting dalam sejarah energi, menurut Roger Fouquet, seorang peneliti energi di London School of Economics and Political Science.

Bisnis batu bara pun berkembang dengan pesat. Dalam waktu 100 tahun, batu bara menjadi sumber energi utama bagi industri dan rumah tangga di Inggris. Tentu saja, bangsawan Inggris yang terlibat dalam bisnis batu bara meraih keuntungan besar berkat keputusan Raja Henry VIII.

Namun, dampak dari transisi tersebut terhadap lingkungan sangat signifikan. Langit biru cerah di Inggris mulai berubah menjadi hitam dan penuh asap sejak abad ke-17, yang menyebabkan keluhan warga atas udara yang tercemar.

Meskipun demikian, keberlanjutan penggunaan batu bara tidak terbendung. Batu bara terus digunakan dan bahkan diapresiasi oleh ilmuwan melalui inovasi teknologi, seperti mesin uap yang ditemukan oleh Thomas Newcomen dan dikembangkan lebih lanjut oleh James Watt. Hal ini membawa lahir era industrialisasi yang besar-besaran dan menyebar ke seluruh dunia.

Batu bara, yang awalnya tidak dianggap penting, akhirnya menjadi sumber energi utama. Para pengusaha batu bara terus bermunculan dan mencari keuntungan dari sektor ini. Namun, di balik keuntungan tersebut, terdapat biaya yang mahal yang harus dibayar, yaitu dampak negatif terhadap iklim bumi.

Batu bara diketahui menyumbang sekitar 40% emisi karbondioksida global dan polutan lainnya. Penggunaan massif batu bara sejak abad ke-16 telah menyebabkan perubahan iklim yang cepat dan sulit dihentikan.

Semua ini bermula dari pernikahan Raja Inggris 491 tahun yang lalu: Henry VIII yang menikah, dunia yang merasakan getahnya.

[Gambas:Video CNBC]

(mfa/mfa)