Sebagian besar penduduk Kalimantan memiliki kebiasaan berenang di sungai karena hidup dikelilingi oleh sungai. Salah satunya adalah seorang warga pinggiran Sungai Barito, Kalimantan Tengah.
Warga tersebut memiliki hobi berenang di Sungai Barito hampir setiap hari, baik untuk rekreasi maupun mencari sesuatu yang bisa dijual kembali. Suatu hari, saat sedang berenang tanpa persiapan, dia menemukan sebuah berlian bercahaya di sungai tersebut.
Berlian tersebut memiliki berat 30 karat dan berhasil dijual seharga Rp500 ribu. Pada tahun 1954, uang sebesar Rp500 ribu cukup bernilai tinggi karena dapat membeli emas seberat 5,8 Kg. Dengan konversi ke nilai sekarang, berlian 30 karat tersebut senilai Rp6 miliar.
Peristiwa menemukan berlian ini juga terjadi pada warga lain di Kalimantan, mulai dari berlian 22 karat hingga 50 karat yang dijual seharga Rp850 ribu.
Pulau Kalimantan dikenal sebagai penghasil berlian sejak lama. Para penjelajah seperti Tome Pires dan Thomas Stanford Raffles telah menyebutkan keberadaan berlian di Kalimantan. Bahkan, penjajah Belanda sudah mengekspor berlian dari Kalimantan sejak tahun 1738.
Hingga saat ini, berlian asal Kalimantan masih menjadi objek eksploitasi. Aktivitas tambang dan penjualan berlian masih berlanjut di daerah tersebut.
