Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso dikenal sebagai sosok teladan bagi Polisi Indonesia. Pada masa jabatannya sebagai Kapolri periode 1968-1971, Hoegeng tetap melakukan tugas-tugas lapangan, termasuk penyamaran sebagai strategi dalam memecahkan kasus besar. Pada tahun 1970-an, gelombang peredaran narkoba di Jakarta semakin meningkat, dan Hoegeng mengambil langkah drastis dengan menyamar sebagai anak muda tahun 1970-an untuk mengidentifikasi dan membongkar jaringan narkoba yang melibatkan kalangan elit. Dalam penyamarannya, Hoegeng berhasil mengungkap akar masalah yang melatarbelakangi penggunaan narkoba, yaitu depresi yang dirasakan oleh kalangan masyarakat yang terlibat. Bahkan setelah menjadi Kapolri, Hoegeng tetap melakukan penyamaran untuk memantau situasi di lapangan, menunjukkan ketulusan dan komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Hoegeng juga dikenal sebagai polisi jujur dan anti-suap di tengah korupsi yang merajalela, meskipun akhirnya dicopot dari jabatannya pada tahun 1971. Meski telah tiada, warisan dan teladan dari Jenderal Hoegeng tetap hidup sebagai inspirasi bagi Polisi Indonesia untuk selalu mengayomi dan melayani publik dengan integritas dan dedikasi yang tinggi.
“Ini Penemuan Terbaru: Jenderal Polisi RI Nyamar Jadi Orang Gila!”
