Tjong A Fie, seorang pengusaha sukses asal China, terkenal sebagai dermawan yang peduli dengan kesejahteraan masyarakat di Indonesia, khususnya di Kota Medan. Meski bukan tumbuh di Medan, Tjong A Fie aktif dalam membangun masjid, sekolah, dan berbagai sarana publik untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk setempat.
Datang ke Medan pada tahun 1878 untuk mencari keberuntungan, Tjong A Fie mulai berkarir sebagai penjaga toko kelontong. Dengan sifat yang baik, jujur, dan pandai bergaul, Tjong A Fie mampu menjalin hubungan yang luas dan menghasilkan berkah besar. Berkat pertemanan dengan Sultan Deli, dia mendapatkan konsesi perkebunan tembakau yang sukses menjadi primadona ekspor.
Intuisi bisnisnya yang kuat membawanya meraih kesuksesan dengan perkebunan karet yang menguntungkan. Dari situlah kekayaan Tjong A Fie terus berkembang, dipergunakan untuk diversifikasi bisnisnya. Selain menjadi investor di berbagai perusahaan, dia juga aktif dalam kegiatan sosial dan pembangunan Kota Medan.
Menyadari bahwa kekayaannya berasal dari “uang panas”, Tjong A Fie berkomitmen untuk membantu masyarakat dengan membangun fasilitas publik dan menyalurkan sumbangan kepada yang membutuhkan. Meskipun non-Muslim, Tjong A Fie turut serta mendirikan masjid, klenteng, pura, gereja, sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur lainnya di Medan.
Komitmen dan kontribusi besar Tjong A Fie dalam membangun Kota Medan menjadikannya tokoh terkemuka pada masa kolonial. Kiprahnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat tak terlupakan, bahkan setelah beliau meninggal pada tahun 1921. Peninggalan dan jasanya yang besar tetap terjaga hingga saat ini, dengan beberapa jalan di Medan yang menggunakan namanya sebagai bentuk penghargaan.