Dicap Sakti: Buah Asli RI Diburu di Eropa

by -9 Views

Buah Sukun, yang terkenal dengan gorengan dan keripiknya, menjadi perbincangan menarik di masyarakat karena menarik minat orang Eropa. Kepopuleran Sukun tidak lepas dari imajinasi orang Eropa tentang khasiat tinggi buah ini. Sejarah mencatat bahwa Sukun mudah ditemukan di wilayah Nusantara dan beberapa negara Pasifik, dengan relief di Candi Borobudur bahkan menggambarkan Sukun sebagai bahan makanan utama.

Orang Eropa pertama yang menemui buah ini adalah William Dampier, seorang penjelajah Inggris, yang menamainya ‘breadfruit’ karena kemiripannya dengan roti panggang. Breadfruit dikenal karena kandungan gizinya yang tinggi, mampu mengatasi kelaparan dan berpotensi sebagai solusi krisis pangan.

Dengan peran James Cook dan ahli botani Joseph Banks, upaya membawa sukun ke banyak daerah koloni Inggris menjadi kenyataan. Banks yakin akan khasiat tinggi Sukun, sehingga meminta Raja George III untuk mengizinkannya ditanam sebagai bahan makanan budak. Hasilnya, Sukun menyebar ke berbagai koloni Inggris dan negara Eropa lainnya, membuatnya mudah diakses dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan.

Diketahui bahwa Sukun memiliki kandungan vitamin C, potasium, magnesium, serat tinggi, rendah lemak dan gula, sehingga disebut sebagai superfood dengan kemampuan adaptif yang tinggi. Sukun dianggap oleh beberapa riset sebagai solusi bagi krisis pangan dan iklim yang sedang terjadi. Hal ini menjadikan Sukun sebagai tanaman yang mudah di tanam di berbagai wilayah di seluruh dunia, tidak hanya di habitat aslinya di Indonesia.