Menjelang Lebaran, kebutuhan umat Muslim Indonesia semakin meningkat. Mulai dari mempersiapkan pakaian baru, hidangan khas Hari Raya, hingga akomodasi untuk mudik. Tidak heran jika masyarakat harus mencari cara untuk mendapatkan uang tambahan di tengah kebutuhan yang semakin tinggi menjelang Lebaran.
Saat ini, ada sistem THR yang memungkinkan seseorang mendapatkan uang ekstra menjelang Lebaran. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi ratusan tahun lalu di Indonesia, di mana masyarakat terpaksa menjual aset seperti sawah atau bahkan diri sendiri hanya untuk merayakan Lebaran dengan layak.
Sejak zaman dahulu, kebutuhan umat Muslim di Indonesia memang selalu meroket menjelang Lebaran. Banyak orang yang berjuang mencari cara untuk mendapatkan uang Lebaran, seperti yang tercatat dalam sejarah di Bandung pada tahun 1894.
Media lokal, Java Bode, melaporkan bahwa ada warga yang terpaksa menjual sawah dengan harga murah kepada pabrik tebu. Ada pula yang memilih untuk menyewakan aset mereka untuk sementara waktu. Bahkan ada yang menjual bahan pangan di bawah harga pasar hanya untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran.
Tidak sampai di situ, ada juga kasus orang yang terpaksa menjual diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan jelang Lebaran, seperti apel dan telur. Semua tindakan ini melibatkan para penjajah Belanda sebagai perantara atau subjek dalam transaksi tersebut.
Berbagai tindakan seperti ini dilatarbelakangi oleh kondisi di mana kebutuhan menjelang Lebaran sangat tinggi namun pendapatan masyarakat pribumi sangat minim. Parahnya, ada beberapa orang yang memanfaatkan situasi ini untuk melakukan penipuan terhadap masyarakat pribumi.
Selain itu, ada juga kasus yang sering terjadi di mana gaji para kuli yang bekerja mencari tambahan penghasilan menjelang Lebaran dipotong secara tidak adil. Para kuli hanya menerima sebagian kecil dari gaji yang seharusnya mereka terima, sedangkan sisanya dibagikan kepada pihak lain yang terlibat dalam transaksi tersebut.
Semua ini menggambarkan betapa pentingnya memiliki penghasilan tambahan menjelang Lebaran di Indonesia. Kondisi ini menjadi sebuah tantangan bagi masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi agar merayakan Lebaran dengan bahagia dan penuh suka cita.