Dahulu kala di sekitar Danau Galilea, hidup seorang pria bernama Petrus. Petrus kemudian dipilih oleh Yesus sebagai muridnya dan diberi tanggung jawab memimpin para penganut Yesus. Sehari-hari, Petrus belajar kepada Yesus untuk memperdalam pengetahuan imannya sambil menjalankan profesi sebagai nelayan di Danau Galilea. Suatu ketika, dalam Injil disebutkan bahwa Yesus memerintahkan Petrus untuk menangkap ikan di danau agar dapat membayar pajak Bait Allah. Petrus pun pergi dan menemukan ikan yang membawa mata uang dirham di mulutnya, sesuai dengan firman Yesus.
Ikan tersebut kemudian diidentifikasi sebagai tilapia, yang kemudian dikenal sebagai Saint Peter Fish atau Ikan Santo Petrus. Tilapia sendiri merupakan ikan endemik Danau Galilea dan memiliki kebiasaan unik yaitu mouthbrooding, di mana induk betina akan menyimpan telur-telurnya di dalam mulut untuk melindunginya dari predator. Meskipun berasal dari Afrika dan Timur Tengah, tilapia atau yang dikenal sebagai ikan mujair juga dapat ditemukan di Indonesia.
Di Indonesia, ikan mujair ditemukan pada tahun 1936 oleh seorang pria Blitar bernama Moedjair di Laut Selatan Jawa. Ikan ini kemudian diidentifikasi sebagai Tilapia mossambica atau mujair sebagaimana yang diketahui oleh peneliti Belanda. Sejak itu, ikan mujair mulai dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu komoditas ekspor penting di sektor perikanan. Indonesia sendiri merupakan negara pengekspor tilapia terbesar kedua di dunia setelah China. Tilapia juga memiliki beragam jenis, termasuk Oreochromis niloticus atau ikan nila, yang juga menjadi komoditas ekspor penting.