Aksi premanisme di Indonesia telah menjadi perhatian masyarakat akhir-akhir ini. Selain mengganggu aktivitas warga, keberadaan preman juga berdampak negatif terhadap perekonomian. Banyak pelaku usaha merasa khawatir akan diancam atau dipalak oleh preman. Sejak zaman kerajaan kuno, keberadaan preman atau jago sudah ada dalam masyarakat. Istilah “preman” sendiri muncul pada abad ke-17 dan berasal dari bahasa Belanda “vrijman” yang berarti “orang bebas”. Dalam sejarah Indonesia, ada banyak sosok yang dikenal sebagai preman terkuat, salah satunya adalah Ken Arok atau Ken Angrok. Ken Arok lahir dari seorang petani dan dibesarkan oleh seorang pencuri yang mengajarkannya untuk melakukan kejahatan seperti perjudian, pencurian, dan pembunuhan. Ken Arok bahkan menjadi orang kepercayaan penguasa di masa itu.
Popularitas Ken Arok membuatnya berambisi untuk berkuasa dengan cara menikahi istri penguasa saat itu, Ken Dedes. Namun, ambisi tersebut berujung pada pembunuhan dan pengkhianatan yang dilakukan oleh Ken Arok. Ia berhasil menjadi penguasa Tumapel yang mencakup wilayah Jawa Timur pada awal abad ke-13. Namun, kehidupan Ken Arok berakhir tragis karena karma atas perbuatannya yang kejam. Pada tahun 1247 Masehi, Ken Arok dibunuh oleh orang suruhan Anusapati sebagai balas dendam terhadap keluarganya yang pernah dibunuh oleh Ken Arok.
Kisah Ken Arok menjadi bukti bahwa premanisme telah ada sejak lama di Indonesia dan memiliki dampak yang serius terhadap masyarakat dan perekonomian. Sosok preman yang kejam seperti Ken Arok menjadi peringatan bagi kita semua tentang bahaya aksi premanisme dan perlunya penegakan hukum yang tegas terhadap mereka.