Potret Kekayaan Tersembunyi di Selat Hormuz

by -27 Views

Selat Hormuz, jalur perdagangan minyak global yang vital, kembali menjadi sorotan setelah Iran mengancam menutupnya sebagai respon terhadap serangan AS. Selat sempit ini, meski hanya lebar 33 kilometer, menjadi hub penting antara Teluk Persia dengan dunia. Dikuasai oleh tiga negara, yaitu Iran di Utara, Oman, dan Uni Emirat Arab di Selatan, penutupan Selat Hormuz dapat mempengaruhi perdagangan internasional secara signifikan.

Sebelum dikuasai oleh negara-negara tersebut, Selat Hormuz menjadi wilayah kekuasaan Raja Shapur II dari Kekaisaran Sasaniyah. Dilantik sebagai raja pada tahun 309 M, Shapur II merupakan salah satu penguasa legendaris yang memiliki warisan penting dalam sejarah. Salah satu contohnya adalah penamaan Selat Hormuz yang diambil dari nama ibunya, Ifra Hormizd, sebagai bentuk penghargaan.

Di bawah kepemimpinan Shapur II, Kekaisaran Sasaniyah menjadi kekuatan besar di wilayah Arab. Ekspansi wilayahnya membawanya menguasai jalur perdagangan antara Timur dan Barat, termasuk bagian dari Jalur Sutra. Dengan penguasaan atas wilayah pantai Teluk Persia, Teluk Oman, dan Selat Hormuz, Shapur II mampu mengendalikan pelabuhan-pelabuhan penting yang memperkuat ekonomi kekaisarannya.

Dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dan terkaya di dunia Arab kuno, Shapur II wafat pada tahun 379 M dengan masa pemerintahan selama 70 tahun. Meskipun Kekaisaran Sasaniyah telah berubah menjadi Kekhalifahan Islam pada tahun 651 M, warisan dan pengaruh dari penguasa legendaris Selat Hormuz ini tetap membekas hingga kini. CNBC Insight memberikan wawasan sejarah ini sebagai refleksi relevan terhadap kondisi masa lalu yang masih mempengaruhi masa kini.

Source link